Rabu, 28 Agustus 2013

KONDISI PEMASARAN GERABAH KASONGAN YOGYAKARTA PASCA GEMPA TAHUN 2006


KONDISI PEMASARAN GERABAH KASONGAN YOGYAKARTA PASCA GEMPA TAHUN 2006






Disusun Oleh :
1.      Nurul Ayuningtyas Islamiyati       ( 13130 )
2.      Lila Indica                                     ( 13125 )
3.      Novera Gita Pradani                     ( 13129 )
4.      Paramudita Sekar Prawesti           ( 13131 )
5.      Raditya Hermawan Wicaksono    ( 13133 )
6.      Reza Setya Dwi Putra                   ( 13135 )


SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 4 YOGYAKARTA

2010

LEMBAR PENGESAHAN
Karya Ilmiah Remaja dengan judul ”KONDISI PEMASARAN GERABAH KASONGAN  YOGYAKARTA PASCA GEMPA TAHUN 2006” ini telah disetujui dan disahkan oleh Pembimbing dan Kepala Sekolah Menengah Atas Negeri 4 Yogyakarta.

                                                                                     Yogyakarta,   Mei 2010

Peneliti,
Nurul Ayuningtyas Islamiyati             (13130)
Lila Indica                                           (13125)
Novera Gita Pradani                           (13129)
Paramudita Sekar Prawesti                 (13131)
Raditya Hermawan Wicaksono          (13133)
Reza Setya Dwi Putra                         (13135)

Menyetujui dan mengesahkan:
      
        Pembimbing 1:                                                                   Pembimbing 2:                           

       
          Dra.Syaripah                                                               Doni Darmasetiadi   
        NIP 196309071989032006

Mengetahui:

Kepala SMA N 4 Yogyakarta


Drs. H. Suradi, M.Pd
NIP 19531101 198003 1 007

KATA PENGANTAR
      Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan Rahmat dan Karunia-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan Penelitian dengan judul “KONDISI PEMASARAN GERABAH KASONGAN PASCA GEMPA TAHUN 2006”.
      Penelitian ini kami dapat selesaikan berkat bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu pada kesempatan ini kami sampaikan ucapan terima kasih kepada:
1.      Bapak Drs. Suradi, M.Pd selaku Kepala SMA 4 Yogyakarta, yang telah memberi fasilitas dan kesempatan kepada kami untuk melakukan penelitian di SMA 4 Yogyakarta.
2.      Ibu Dra. Syaripah dan Mas Doni Darmasetiadi selaku Pembimbing Karya Tulis Ilmiah Remaja.
3.      Keluarga kami yang selalu memberi motivasi.
4.      Keluarga Bapak Sihono dan para pegawainya.
5.      Semua pihak yang telah membantu terlaksananya penelitian ini.

      Tanpa bantuan tersebut kami tidak dapat menyelesaikan laporan penelitian ini semaksimal mungkin. Semoga segala bantuan dan kebaikan yang telah diberikan mendapat pahala dari Allah SWT.
      Kami menyadari bahwa penulisan karya tulis ilmiah penelitian tindakan ini masih jauh dari kesempurnaan maka kritik dan saran serta masukan – masukan yang membangun dari semua pihak sangat kami harapkan demi penyempurnaan penulisan laporan ini.                       


                                                                        Yogyakarta,   Mei 2010

                                                                                                Peneliti





ABSTRAK
      Penelitian ini dilakukan dengan tujuan mengetahui kondisi distribusi pemasaran gerabah Kasongan setelah gempa 2006 lalu. Untuk mencapai tujuan penelitian yang telah dijelaskan sebelumnya, penelitian ini dilaksanakan di Dusun Sentana, Bangunjiwo, Kasihan, Bantul pada tanggal 10 April 2010. Jenis penelitian yang peneliti gunakan adalah penelitian deskriptif  karena “penelitian yang ditujukan untuk mendiskripsikan fenomena yang ada”1). Sedangkan prosedur penelitian yang peneliti ajukan melalui beberapa tahap, dimulai dari tahapan rencana, tahapan tindakan dan pengamatan, dan tahapan penyusunan laporan. Metode pengumpulan data dengan melakukan wawancara dengan pengrajin gerabah Kasongan dan mencari data dari beberapa sumber seperti, media internet dan buku.
      Disebutkan dalam judul diatas bahwa kondisi pemasaran gerabah kasongan setelah gempa bumi 26 Mei 2006 melanda adalah para pengrajin mengalami kerugian besar karena banyak benda-benda yang siap dijual hancur akibat tertimpa reruntuhan bangunan, sehingga pengrajin harus memulai membuat penggantinya. Padahal banyak rumah warga Kasongan yang rusak dan juga termasuk barang-barang untuk membuat gerabah. Pengrajin sempat terpuruk selama kurang lebih 2 tahun sampai-sampai mereka benar-benar mogok dalam pemasaran.
      Namun kini mereka telah bangkit karena mereka sadar hidup harus tetap berjalan. Sebisa mungkin para pengrajin sadar dan bangkit dari keterpurukan. Bantuan dari pemerintah pun mulai muncul. Walau hanya seberapa tapi bantuan tersebut dapat digunakan untuk membuat rumah untuk memproduksi gerabah. Pemerintah juga memberikan bantuan alat-alat untuk membuat kerajinan gerabah kembali.
      Beberapa tahun setelah gempa 2006 kini,  sedikit demi sedikit perekonomian pemasaran gerabah kasongan mulai bangkit kembali, dari segi modal dan keuntungan. Para konsumen dari dalam dan luar negeri mulai tertarik kembali pada gerabah Kasongan. Pemesanan dari konsumen mulai meningkat.

Kata Kunci   : Pemasaran, Pasca Gempa 2006, Gerabah

1) http://ardhana12.wordpress.com, diunduh 5 Mei 2010

DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.................................................................................... i
HALAMAN PENGESAHAN...................................................................... ii
KATA PENGANTAR.................................................................................. iii
ABSTRAK.................................................................................................... iv
DAFTAR ISI................................................................................................  v
BAB I PENDAHULUAN............................................................................ 1
A.    Latar Belakang Masalah.............................................................  1
B.     Rumusan Masalah.......................................................................  2
C.     Tujuan Penelitian........................................................................  2
D.    Manfaat Penelitian......................................................................  2
BAB II KAJIAN TEORITIK....................................................................... 3
A.    Pengertian Pemasaran.................................................................  3
B.     Fungsi Pemasaran…..…………………….……………………  4
C.     Peranan Pemasaran…………………………………………….  5
D.    Gempa Jogja 27 Mei 2006……………………………………..  7
E.     Posisi Gempa…………………………………..………………  7
F.      Kerusakan-kerusakan Akibat Gempa………………………….  8
G.    Sentra Kerajinan Gerabah Kasongan……………………….….  8
BAB III METODOLOGI PENELITIAN………………………………….  10
A.    Jenis Penelitian………………………………………………...  10
B.     Lokasi Penelitian………………………………………………  10
C.     Metode Penelitian……………………………………………..   10
D.    Instrumen Penelitian…………………………………………..   10
BAB IV PEMBAHASAN………………………………………………...   11
BAB V PENUTUP………………………………………………………..   16
A.    Kesimpulan…………………………………………………....   16
B.     Saran…………………………………………………………...  16
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………...  17


BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
      Pemasaran merupakan aspek terpenting dalam usaha memproduksi suatu barang. Tanpa pemasaran, barang yang diproduksi tidak akan sampai ke tangan konsumen. Selain itu, kegiatan ekonomi yang dilakukan otomatis tidak akan bergerak. Dengan tidak adanya pemasaran, maka akan membawa akibat yang cukup fatal bagi perusahaan. Perusahaan tidak akan memperoleh pendapatan dari barang yang diperolehnya, sehingga akan mengalami kerugian.
      ”Kasongan merupakan sentra industri gerabah yang cukup besar di Indonesia. Sebagian besar masyarakatnya bergerak dalam bidang industri gerabah sebagai mata pencahariannya. Keunikan dan kekhasan berbagai macam bentuk gerabah seperti patung keramik, jembatan bunga, vas bunga, asbak, pot, meja, kursi dll.”2) Menjadikan Kasongan sebagai pusat industri gerabah yang terkenal di dalam negeri maupun luar negeri.
      Di dalam perindustrian gerabah Kasongan, terdapat proses pemasaran. ”Awalnya, produk Kasongan dijual dengan cara yang sederhana, seperti dengan menjajakan berkeliling atau dititipkan di pasar-pasar yang telah ditampung oleh broker. Seiring perkembangan, banyak bantuan dari berbagai macam instansi baik dari pemerintah atau pihak swasta. Sehingga terbentuk ruang pajang yang saat ini disebut ”Warung Gerabah” (art shop). Bagi pengusaha yang cukup besar, pemasaran juga dilakukan melalui media internet.“3)
      Namun, pada tanggal 27 Mei 2006 terjadi gempa yang sangat dahsyat berkekuatan 5,9 Skala Richter. Akibatnya, meluluhlantahkan hampir sebagian wilayah kota Yogyakarta dan kabupaten Bantul, khususnya di daerah perindustrian gerabah Kasongan. Sehingga, gerabah yang berada di dalam bangunan, ikut hancur seiring dengan runtuhnya bangunan yang disebabkan oleh gempa.

2) http://made_supardiono.blogspot.com,  diunduh 3 April 2010
3) ibid., http://made_supardiono.blogspot.com,  diunduh 3 April 2010
        Karena itu, gerabah Kasongan mendapat kerugian yang sangat besar. Selain itu, menyebabkan lumpuhnya pemasaran dan produksi industri gerabah Kasongan sementara. Akibatnya, pengrajin harus memulai usaha mereka dari awal. Tampak sebagian pengrajin berusaha memperbaiki usaha mereka. Namun karena kurangnya bahan, peralatan, dan modal, sangat jauh dari harapan untuk memulihkan usaha.
      Keunikan dan kekhasan dari gerabah Kasongan, membuat kami tertarik untuk meneliti di daerah desa wisata tersebut. Khususnya di bidang pemasaran gerabah pasca gempa tahun 2006. Karena pemasaran merupakan aspek terpenting dalam produksi suatu barang. Dengan adanya pemasaran, nilai guna gerabah dapat terealisasikan.

B. Rumusan Masalah
      Bagaimana kondisi pemasaran gerabah Kasongan pasca gempa tahun 2006?

C. Tujuan Penelitian
      Tujuan penelitian ini adalah:
      1.   Untuk mempelajari kondisi pemasaran gerabah pasca gempa tahun 2006.
      2.   Untuk mengetahui permasalahan baru pemasaran pasca gempa tahun 2006.
3. Mencari informasi kebutuhan pengrajin yang diperlukan untuk tetap               menjalankan usaha.

D. Manfaat Penelitian
      Manfaat dari penelitian antara lain:
1.      Menambah pengetahuan siswa mengenai Gerabah Kasongan.
2.      Memberi informasi tentang kondisi pemasaran Gerabah Kasongan pasca gempa tahun 2006.
3.      Memberi informasi kepada pemerintah mengenai kebutuhan yang pengrajin perlukan untuk tetap menjalankan usaha mereka.



BAB II
KAJIAN TEORITIK
A.    Pengertian Pemasaran
Beberapa ahli mendefinisikan pemasaran sebagai berikut :
”W.Y. Stanton
Pemasaran adalah sesuatu yang meliputi seluruh sistem yang berhubungan dengan tujuan untuk merencanakan dan menentukan harga sampai dengan mempromosikan dan mendistribusikan barang dan jasa yang bisa memuaskan kebutuhan pembeli aktual maupun potensial.
H. Nystrom
Pemasaran merupakan suatu kegiatan penyaluran barang atau jasa dari           tangan produsen ke tangan konsumen.”4)
      Berdasarkan pengertian di atas maka dapat disimpulkan bahwa pemasaran merupakan kegiatan ekonomi yang menghubungkan kegiatan produksi dan konsumsi. Yaitu kegiatan penyaluran barang dan jasa dari produsen ke konsumen, sehingga barang dan jasa yang sudah sampai konsumen mempunyai nilai guna yang terealisasikan dan dapat memuaskan kebutuhan konsumen.
      Pemasaran juga disebut kegiatan penyaluran barang dan jasa, yang sebelumnya dilakukan perencanaan seperti pemilihan barang, penentuan harga barang, penentuan lokasi tempat distribusinya, penggunaan transportasi untuk mendistribusikannya, dan mempromosikan barang. Sehingga, dengan perencanaan yang matang, maka konsumen akan  mendapatkan kepuasan dalam memenuhi kebutuhannya.

                 



4) http://organisasi.org, diunduh April 2010
B.     Fungsi Pemasaran
Fungsi pemasaran dapat dirincikan menjadi 3 bagian, antara lain :
a.       Fungsi Pertukaran
Dalam fungsinya ini distribusi berperan dalam memilih barang yang akan dibeli. Kegiatan tersebut dilakukan supaya barang-barang yang dijual adalah barang yang berkualitas dan bermutu baik. Sehingga barang yang dijual dapat memuaskan konsumen.5)
Distribusi juga berperan dalam penentuan harga. Agar harga barang yang djual sesuai dengan standar pada umumnya. Dalam penentuan harga tersebut menggunakan harga barang yang dapat dijangkau oleh konsumen dan tidak membuat kerugian pada penjual sendiri. Dengan begitu, konsumen tidak akan merasa keberatan untuk membeli barang.
Dengan adanya fungsi pertukaran ini termasuk juga mengurangi dan menghindari risiko dalam penjualan barang.6)
b.      Fungsi Penyediaan Fisik
Fungsi penyediaan fisik ini menyangkut pemindahan barang secara fisik dari produsen ke konsumen akhir. Bisa dibilang yaitu proses penyaluran barang. Fungsi ini meliputi pengumpulan, penyimpanan, pemilihan, dan pengangkutan barang. Sebelum didistribusikan, barang tersebut disimpan dan dikumpulkan terlebih dahulu di suatu tempat. Untuk dilakukan pemilihan kembali, kemudian barang tersebut dikemas atau di packing. Setelah barang siap jual, lalu didistribusikan ke tempat konsumen.7)









5) Delina Hutabarat, Pelajaran Ekonomi SMU Kelas 1, Jakarta:Erlangga, halaman 78-79 
6)  ibid., Delina Hutabarat, Pelajaran Ekonomi SMU Kelas 1, Jakarta:Erlangga, halaman 78-79
7) ibid., Delina Hutabarat, Pelajaran Ekonomi SMU Kelas 1, Jakarta:Erlangga, halaman 78-79
c.       Fungsi Penunjang
        Fungsi ini membantu atau melengkapi fungsi pertukaran dan fungsi penyediaan fisik agar terlaksana dengan baik. Kegiatan fungsi penunjang meliputi pelayanan sesudah pembelian. Penjual harus memberikan  pelayanan yang baik kepada pembeli/konsumen. Supaya pembeli tidak kecewa dengan membeli barang tersebut. Selain itu juga dilakukan penyebaran informasi agar barang lebih dikenal oleh masyarakat. Sehingga masyarakat tertarik untuk membeli. Lalu ada juga  masalah pembelanjaan. Misalnya penjualan barang yang dilakukan secara kredit oleh perantara kepada konsumen.8)
              Fungsi pemasaran meliputi pengumpulan, penyimpanan, pemilihan, dan pengangkutan barang (Fungsi Penyediaan Fisik). Dengan adanya hal tersebut, dapat mengurangi dan menghindari risiko dalam penjualan barang (Fungsi Pertukaran). Setelah Fungsi Penyediaan Fisik dan Fungsi Pertukaran terlaksana, kemudian penyebaran informasi supaya barang yang diproduksi lebih dikenal masyarakat.

C.     Peranan Pemasaran
Pemasaran memiliki berbagai peranan, diantaranya adalah sebagai berikut:
a.       Peranan Pemasaran Memenuhi Kebutuhan dan Keinginan Manusia
Manusia sebagai makhluk yang tidak pernah puas, dalam kehidupannya tidak lepas dari kebutuhan dan keinginan yang jumlahnya tidak terbatas. Karena tidak sebandingnya jumlah kebutuhan dan keinginan manusia dengan produk yang dibutuhkan, maka mereka mengonsumsi produk yang ada. Suatu usaha untuk memenuhi kebutuhan dilakukan dengan menarik manfaat atau kegunaan produk, manfaat produk dapat ditimbulkan dari kegunaan yang meliputi bentuk, tempat, waktu dan kepemilikan.

8) ibid., Delina Hutabarat, Pelajaran Ekonomi SMU Kelas 1, Jakarta:Erlangga, halaman 78-79
Menarik manfaat produk sama saja mengurangi nilai guna barang itu. Fungsi pemasaran seperti pertukaran, pengangkutan, penyimpanan, dan pendistribusian adalah proses untuk menambah nilai guna produk yang ada.9)

b.      Peranan Pemasaran Dalam Kegiatan Ekonomi
Sistem pemasaran sangat dibutuhkan masyarakat dalam kehidupan untuk menunjang taraf hidup mereka melalui pertukaran. Beragamnya kebutuhan manusia menuntut adanya pemasaran yang beragam pula. Semakin unik pemasaran, semakin banyak masyarakat yang meminatinya. Sehingga, penjual mendapatkan keuntungan yang berlimpah. Maka, banyak sekali usaha-usaha bisnis yang bergerak di berbagai bidang,  selain  untuk memenuhi kebutuhan pembeli juga mendapatkan keuntungan bagi penjual. Jadi, peranan pemasaran dalam kegiatan ekonomi, untuk memenuhi permintaan yang beragam dengan penawaran yang beragam pula.10)

c.       Peranan Pemasaran Pencapaian Tujuan dan Sasaran Perusahaan
Kemampuan perusahaan dalam memasarkan produknya bisa menjadi tolak ukur keberhasilan perusahaan dalam mencapai tujuan dan sasarannya. Karena akan terlihat apakah perusahaan itu mengelola pemasaran dengan baik atau tidak Jika sebuah sebuah perusahaan ingin berkembang dan juga mampu bersaing dengan yang lain. Mereka harus menjual produk dengan harga yang menguntungkan bagi perusahaan, namun tetap berusaha membuat konsumen tidak kecewa. Dengan demikian pemasaran sangat berperan bagi pencapaian tujuan dan sasaran perusahaan.11)


9) http://beritawonganteng.blogspot.com, diunduh April 2010
10) ibid.,http://beritawonganteng.blogspot.com, diunduh April 2010
11) ibid., http://beritawonganteng.blogspot.com, diunduh April 2010
Dari peranan di atas dapat disimpulkan bahwa peranan pemasaran meliputi, usaha untuk memenuhi kebutuhan yang dilakukan dengan menghabiskan manfaat atau kegunaan produk, dan kemampuan perusahaan dalam memasarkan merupakan tolak ukur keberhasilan perusahaan.

D.    Gempa Jogja 27 Mei 2006
      Pada tanggal 27 Mei 2006, gempa berkekuatan 5,9 Skala Richter melanda kota Yogyakarta. Gempa tersebut terjadi  pagi hari pada pukul 05:50 WIB, gempa itu terjadi ketika sebagian besar masyarakat masih tertidur lelap. Banyak orang yang terperangkap di dalam rumah khususnya anak-anak dan orang tua, sehingga tidak sempat untuk menyelamatkan diri. Gempa ini menelan korban sekitar 6234 orang meninggal.
Kejadian ini menurut scientist adalah peristiwa planet bumi yang sedang menyeimbangkan dirinya. Gempa yang terjadi selama 52 detik ini meluluhlantahkan hampir sebagian wilayah Yogyakarta. Titik terparah terletak di Daerah Bantul khususnya di daerah sentra kerajinan gerabah Kasongan.
      Gempa ini berdampak bagi kabupaten di             Provinsi DIY dan Jawa Tengah. Di Yogyakarta yaitu Kabupaten Bantul, Gunung Kidul, Kulaon Progo, Sleman, dan Kota Yogyakarta. Di Jawa Tengah yaitu Boyolali, Klaten Magelang, Purwokerto, Sukoharjo, dan Wonogiri.12)

  1. Posisi Gempa
      Posisi gempa berada sekitar 25 km selatan-barat daya Yogyakarta, 115 km selatan Semarang, 145 km selatan-tenggara Pekalongan dan 440 km timur-tenggara Jakarta. Pusat gempa teletak pada koordinat 8,007 LS-110,286 BT debgan kedalaman 17,1 kilometer. Walaupun hiposenter gempa berada di laut, tetapi tidak mengakibatkan tsunami.

      Gempa tersebut terjadi pada kedalaman rendah di lempeng Sunda di atas zona lempeng Australia. Gerakan tektonik di Jawa didominasi oleh gerakan lempeng Australia ke arah timur laut di bawah lempeng Sunda dengan kecepatan relatif sekitar 6 cm/tahun.
      Gempa juga dapat dirasakan di Solo, Semarang , Purworejo, Kebumen, dan Banyumas. Getaran juga sempat dirasakan sejumlah kota di provinsi Jawa Timur seperti Ngawi, Madiun, Kediri, Trenggalek, Magetan, Pacitan, Blitar, dan Surabaya. Karena besarnya skala gempa, sehingga sejumlah kota sekitar Yogyakarta juga merasakan getaran.13)

  1. Kerusakan-kerusakan Akibat Gempa
Gempa bumi tersebut mengakibatkan banyak rumah dan gedung perkantoran yang roboh, rusaknya instalasi listrik dan komunikasi. Akibatnya, kegiatan yang dilakukan masyarakat Yogyakarta terhenti.
Obyek Wisata Kasongan mengalami kerusakan parah saperti Gapura Kasongan yang patah di kiri dan kanan gapura dan ruko-ruko kerajinan keramik yang sebagian besar rusak berat bahkan roboh. Akibat banyak rumah dan bangunan yang roboh di daerah Kasongan, banyak gerabah yang ikut hancur tertimpa reruntuhan bangunan. 14)

  1. Sentra Kerajinan Gerabah Kasongan
      Akibat terjadinya gempa para pengrajin mengalami kerusakan wilayah desa mencapai 80%, meliputi kerusakan rumah dan bangunan, galeri gerabah, dan bengkel produksi gerabah. Sedangkan sentra kerajinan gerabah di Pundong mengalami tingkat kerusakan wilayah desa 95% yang meliputi kerusakan bangunan permukiman, galeri dan bengkel-bengkel produksi gerabah. Toko-toko, galeri, tempat pembuatan, dan tempat pelatihan mengalami kerusakan yang parah.
14) ibid., http://gudeg.net/id/news/2006/10/4072/UKM-dan-Pariwisata-Jogja.html, diunduh 11 Mei 2010
      Selain itu, dampaknya adalah terhentinya produksi gerabah. Karena alat-alat produksi yang rusak,  SDM yang trauma, dan banyak pengrajin yang meninggal. Sehingga, aktivitas produksi yang sempat terhenti dikhawatirkan akan menimbulkan pengangguran bagi masyarakat Kasongan yang mata pencahariannya sebagai pengrajin gerabah.
      Mereka membutuhkan waktu yang cukup lama dalam proses pemulihan pasca gempa. Paling sedikit membutuhkan waktu 6 bulan untuk memulai produksi kembali. Karena banyaknya kerusakan pada gedung, showroom, mesin produksi, dll.15)

































BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A.    Jenis Penelitian
Karya ilmiah ini menggunakan penelitian deskriptif  karena “penelitian yang ditujukan untuk mendiskripsikan fenomena yang ada”16).  

B.     Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Dusun Sentana, Bangunjiwo, Kasihan, Bantul pada tanggal 10 April 2010.

C.     Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
1.      Wawancara, yaitu ”proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab sambil menatap muka antara sipenanya atau pewawancara dengan si penjawab atau responden dengan menggunakan alat yang dinamakan Interwiew guide.”17)
2.      Kajian Pustaka, yaitu ”proses umum yang dilakukan peneliti dalam upaya menemukan teori.”18)
3.      Observasi, yaitu ”metode atau cara-cara yang menganalisis dan mengadakan pencatatan secara sistematis mengenai tingkah laku dengan melihat atau mengamati individu atau kelompok secara langsung.”19)

D.    Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini berupa lembar pertanyaan yang di dalamnya terdapat pertanyaan yang akan diberikan kepada responden, alat recorder,  kamera, dan handycam.

16) ibid., http://ardhana12.wordpress.com, diunduh 5 Mei 2010
BAB IV
PEMBAHASAN
      Sejarah mencatat bahwa kota Yogyakarta dikenal sebagai kota pariwisata. Karena sejak zaman nenek moyang berdiri Kraton Ngayogyakarta, dan berbagai candi seperti Candi Prambanan, Candi Borobudur, dan lain-lain. Di samping sebagai kota pariwisata, kota Yogyakarta juga dikenal sebagai kota pelajar. Karena sebagai pusat pendidikan dan kebudayaan. Maka banyak pelajar dan pendatang yang berdomisili di Yogyakarta. Seiring sejalan dengan itu, sebagai penduduk asli kota Yogyakarta, masyarakat Kasongan mempunyai ketrampilan untuk membuat kerajinan gerabah semakin meningkat. Keunikan dan kekhasan produk gerabah Kasongan merupakan daya tarik para wisatawan dalam negeri maupun asing. Sehingga sentra industri gerabah Kasongan ini selain terkenal di dalam negeri, juga terkenal sampai luar negeri.
Sebagian besar masyarakatnya bergerak di bidang industri gerabah. Kegiatan berolah seni gerabah sudah menjadi bagian dari hidupnya. Para pengrajin mengekspresikan dirinya dengan media tanah liat dan meja pemutar yang kemudian dibentuk menjadi patung keramik, vas bunga, asbak, pot, meja, kursi, guci, dan lain-lain dengan motif kura-kura, bunga, singa, gajah, katak, dan lain-lain.
Selain bentuk yang unik, kualitasnya juga baik. Para pengrajin gerabah menggunakan tanah liat berkualitas tinggi, yaitu campuran tanah liat dengan pasir lembut. Tanah liat tersebut diambil dari daerah Godean dan dari gunung-gunung dekat Kasongan. Dari tanah liat tersebut dapat dibuat berbagai kerajinan seperti guci, vas bunnga, teko minuman, souvenir, dan lain-lain. Sedangkan untuk tanah berkualitas rendah, yaitu tanah liat hitam. Biasanya digunakan untuk membuat keren, anglo, kuali, dan lain-lain. Tanah liat hitam ini diambil dari sawah.



Setelah tanah liat tersebut dibentuk menjadi berbagai macam benda, kemudian di keringkan.”Dalam proses pengeringan ini gerabah tidak boleh terkena sinar matahari langsung, karena bisa mengakibatkan keretakan pada gerabah. Kemudian gerabah yang sudah kering masih akan melalui proses pembakaran,” ujar Mas Sulis (22), yaitu salah satu pengrajin gerabah yang berhasil kita wawancarai.
Di dalam proses pembakaran ini pun diperlukan teknik. Pembakaran dimulai dengan nyala api kecil kemudian semakin besar. Jika pembakaran langsung menggunakan api besar, maka akan mengakibatkan gerabah menjadi pecah. Sehingga dapat menimbulkan kerugian.
Gerabah-gerabah unik tersebut kemudian dijual di sekeliling tempat tinggal mereka dengan cara menjajakan berkeliling, dititip di pasar, dijual di pinggir jalan, dan dijual di depan rumah. Ada pengrajin yang menyediakan ruang pajang gerabah yang saat ini disebut galeri atau warung gerabah (art shop). Dari galeri tersebut mereka mendapatkan pembeli atau konsumen. Biasanya banyak konsumen yang memesan gerabah melalui galeri, kemudian galeri menyampaikan pemesanan kepada pabrik gerabah.
Gerabah Kasongan tidak selalu ramai dengan pesanan. Ramai tidaknya tergantung musiman. Biasanya gerabah Kasongan ramai pada saat liburan, sedangkan pada hari-hari biasa gerabah Kasongan terbilang sepi dari pesanan para konsumen. Pada saat liburan, banyak konsumen dari luar Yogyakarta yang datang ke Kasongan untuk berbelanja dan untuk memesan gerabah. Pemesan gerabah di dalam negeri berasal dari Jawa dan Sumatra dan untuk pemesan gerabah dari luar negeri berasal dari Amerika, Jepang, dan Cina. Pemasaran dalam negeri dilakukan dengan cara pemesan datang langsung untuk mengambil gerabah. Sedangkan untuk pemasaran luar negeri, menggunakan truk untuk mengangkut gerabah yang kemudian dikirim ke negara pemesan. Pesanan gerabah paling sedikit berjumlah 5-10 buah dan paling banyak berjumlah sekitar ratusan.



Di dalam usaha ini banyak resiko-resiko yang dapat menyebabkan kerugian. Misalnya di prospek pemasaran yaitu proses penyaluran gerabah dari pabrik  ke tangan konsumen. Transportasi yang digunakan adalah kendaraan seperti truk, bus, dan lain-lain. ”Biasanya dalam proses pemasaran, banyak gerabah-gerabah yang pecah atau retak. Hal tersebut menyebabkan dari pihak pemesan (konsumen) kecewa dan meminta kepada pengrajin untuk membuat kembali guna mengganti gerabah yang rusak tersebut. Padahal pemasaran bukan merupakan tanggungan dari pengrajin,” jawab Pak Sihono, yaitu salah satu pemilik bengkel gerabah di Dusun Sentana, Bangunjiwo, Kasihan, Bantul.
Namun, ada peristiwa yang tidak peneliti kehendaki, yaitu bencana alam gempa bumi yang terjadi pada tanggal 27 Mei 2006. Hingga kini masih menyisakan kepedihan yang mendalam bagi masyarakat Yogyakarta. Gempa berkekuatan 5,9 Skala Richter tersebut meruntuhkan bangunan dan rumah. Sehingga banyak masyarakat yang sudah tidak punya tempat tinggal. Gempa ini menelan korban sebanyak 6234 orang meninggal.
Titik terparah gempa adalah daerah Bantul, salah satunya Kasongan. Gempa tersebut mengakibatkan kerugian bagi masyarakat khususnya bagi para pengrajin gerabah Kasongan. Karena gempa, banyak gerabah yang hancur akibat tertimpa reruntuhan bangunan. Akibatnya, kegiatan produksi dan pemasaran gerabah Kasongan terhenti untuk sementara waktu, sehingga menyebabkan penghasilan gerabah menurun. ”Dampak gempa tersebut mengakibatkan aktivitas produksi terhenti sebagai akibat rusaknya alat-alat dan SDM yang masih trauma akibat gempa. Terhentinya aktivitas produksi dikhawatirkan akan menimbulkan pengangguran bagi penduduk desa, karena mata pencaharian utama penduduk adalah sebagai pengrajin keramik/gerabah saja.”20) Pengrajin pun harus memulai usaha mereka dari awal. Namun karena kurangnya bahan, peralatan, dan modal. Sehingga, sangat jauh dari harapan untuk memulihkan usaha mereka.
Akibat gempa, alat yang digunakan untuk memproduksi gerabah mengalami kerusakan. Sehingga para pengrajin tidak bisa menghasilkan gerabah secara optimal.

20) http://gudeg.net/id/news/2006/10/4072/UKM-dan-Pariwisata-Jogja.html, diunduh 11               Mei 2010
Mereka hanya dapat mengumpulkan sisa-sisa gerabah yang masih berwujud utuh dan masih bagus untuk dijual kembali. Usaha tersebut mereka lakukan untuk memenuhi kebutuhan mereka sehari-hari pasca gempa yang terbilang serba kekurangan. Jika hanya bergantung pada bantuan yang datang, industri gerabah tidak akan bangkit (memenuhi pemasaran).
      Dari segi pemasaran bisa dikatakan tersendat, karena banyaknya para distributor dan pengrajin yang meninggal dunia akibat gempa. Jadi para distributor tidak dapat menyalurkan gerabah ke tempat konsumen dan pengrajin yang membuat gerabah berkurang. Sehingga ia hanya bisa menjual gerabah seadanya di lingkungan rumah yang sudah rata dengan tanah dan dipinggir-pinggir jalan.
      Padahal pemasaran yang merupakan kegiatan ekonomi yang menghubungkan kegiatan produksi dan konsumsi. Yaitu kegiatan penyaluran barang dan jasa dari produsen ke konsumen, sehingga barang dan jasa yang sudah sampai konsumen mempunyai nilai guna yang terealisasikan dan dapat memuaskan kebutuhan konsumen.
      Oleh karena itu, industri gerabah Kasongan berusaha memulihkan dengan bantuan pemerintah berupa pemberian motivasi yaitu melalui LSM, dana untuk membangun rumah, melakukan pendataan berapa saja gerabah yang hancur akibat gempa, alat putar, dan tungku yang diurusi oleh Deperindag. Selain pemerintah, bantuan datang dari berbagai negara seperti Jerman dan Jepang (JICA). Negara tersebut menyumbang berupa bahan-bahan untuk membangun rumah produksi gerabah.
      Pak Sihono berkata bahwa ketergantungan setelah gempa yaitu pada tamu yang datang memesan, pameran gerabah, dan sosialisasi. Dengan memanfaatkan peralatan seadanya, para pengrajin mulai membuat dan menjual gerabah. Sedikit demi sedikit pesanan pun mulai mengalir kepada mereka. Semangat para pengrajin untuk memproduksi gerabah disebabkan oleh banyaknya tamu dari berbagai kota yang datang memesan, yaitu seperti kota Bandung dan Semarang.
Proses pemulihan untuk dapat memproduksi gerabah kembali membutuhkan waktu yang sangat lama.
Pak Sihono berkata bahwa proses pemulihan berlangsung selama 2 tahun. ” Mereka membutuhkan waktu yang cukup lama dalam proses pemulihan pasca gempa. Paling sedikit membutuhkan waktu 6 bulan untuk memulai produksi kembali. Karena banyaknya kerusakan pada gedung, showroom, mesin produksi, dll.”21)
      Sekarang aktifitas produksi gerabah Kasongan sudah mulai normal kembali dan keuntungan mereka mulai menutupi kerugian akibat gempa 4 tahun silam.
      Harapan dari Pak Sihono sendiri yaitu yang terpenting dengan membangun bengkel gerabah ini dapat menyerap tenaga kerja sehingga mengurangi pengangguran, dan tidak akan mengecewakan konsumen. Selain itu, semoga ada bantuan pemerintah dalam transportasi dengan memberikan alat transportasi kepada setiap pengrajin gerabah, supaya dalam pemasaran barang tidak ada yang rusak dan pemasaran dapat berjalan lancar.

















BAB V
PENUTUP
  1. Kesimpulan
      Gempa tahun 2006 menghambat proses produksi dan pemasaran gerabah. Banyak gerabah yang pecah akibat terkena reruntuhan bangunan, akibatnya banyak pengrajin gerabah yang mengalami kerugiaan. Pengrajin hanya bisa mengumpulkan gerabah yang masih bagus dan utuh untuk dijual kembali. Pemerintah dan negara-negara lain memberikan bantuan, sehingga para pengrajin bebannya mulai berkurang dengan adanya bantuan tersebut.
      Dari observasi kami pada tanggal 10 April 2010, yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa kondisi pemasaran gerabah pasca gempa tahun 2006 dapat dikatakan tersendat, karena hancurnya gerabah yang sudah siap dipasarkan dan berkurangnya sumber daya manusia (SDM) yang terampil pada pembuatan gerabah.

  1. Saran
1.      Pemerintah seharusnya tidak hanya memberikan bantuan di bidang produksi, sebaiknya juga memberikan bantuan di bidang  pemasaran.
2.      Sebaiknya pemerintah Indonesia memberikan hak cipta atau hak paten kepada hasil karya gerabah Kasongan agar warga negara lain yang memesan banyak dan akan menjual kembali dinegaranya tidak mencuri-curi nama yang memproduksi yaitu sentra kerajinan gerabah Kasongan.
3.      Pemerintah sebaiknya membuat standarisasi harga kepada seluruh pengrajin   gerabah di Kasongan.


DAFTAR PUSTAKA
           BUKU:
Hutabarat, Delina.1997.Pelajaran Ekonomi SMU Kelas 1. Jakarta: Penerbit                      Erlangga
Trinigsih, Dian Erna. 2008.Kiat Menulis Karya Ilmiah. PT. Intan Pariwara

 WEB:
Diunduh dari Ardhana, Penelitian Deskriptif, 2008, htttp://ardhana12.wordpress.com
Donum Theo, Mengingat Gempa Jogja 27 Mei 2006, 2006, http://gudeg.net/id/news/2006/10/4071/Mengingat-Gempa-Jogja-27-Mei-2006.html
Donum Theo, UKM dan Pariwisata Jogja, 2006, http://gudeg.net/id/news/2006/10/4072/UKM-dan-Pariwisata-Jogja.html
Godam64, Arti Definisi/ Pengertian Pemasaran, 2007, http://organisasi.org
Made Supardiono, Sentra Kerajinan Gerabah, 2009, http://made-supardiono.blogspot.com
Wong_anTeng, Peranan Pemasaran atau Marketing, 2010, http://beritawonganteng.blogspot.com
 
 












Lampiran 1
TRANSKRIP
No
Data yang diminta
Jawaban
1.
Sampel yang dibutuhkan
3-5 sampel (bentuk katak, kura-kura, gajah, singa, bunga)
2.
Jumlah pasar atau kios untuk mendidtribusikan
1 kios di Kasongan (Seto Keramik)
3.
Jenis motif yang dijual
Bentuk-bentuk
4.
Pemasaran di luar negeri di mana saja
Belum pernah
5.
Pemasaran di dalam negeri di mana saja
Jakarta, Jawa Timur, Palembang, Surabaya, Tasikmalaya, Sumatra
6.
Modal awal
Bahan baku ± Rp 500.000,00
7.
Laba kotor
Tidak tahu karena beliau tidak pernah menghitung keuangan masuk dan keluar
8.
Laba bersih
15 % per produk
9.
Biaya produksi
Tergantung pemesanan
10.
a. Biaya pemasaran luar negeri
b. Biaya pemasaran dalam negeri
Belum ada
Tergantung motif kesulitannya
11.
a. Macam produk yang disukai pasar dalam negeri
b. Macam produk yang disukai pasar luar negeri
Amerika : besar, berwarna gelap,

Asia : kecil, berwarna cerah,
12.
Berapa kerugian pasca gempa 27 Mei 2006
Hampir 80%
13.
Berapa rentang biaya atau harga tiap kerajinan
Itu menurut dari motif kesulitannya..
14.
a. Biaya jual dari luar negeri
b. Biaya jual dari dalam negeri
Belum ada
Tergantung motif kesulitannya
15.
Berapa % keuntungan setiap kerajinan yang terjual
15% setiap pemesanan

Lampiran 2

DAFTAR GAMBAR

Lampiran 3
BIODATA PENULIS
1. Nama                                               : Nurul Ayuningtyas Islamiyati          
2. Nomor Induk Siswa (NIS)             : 13130
3. TTL                                                 : Sleman, 22 April 1994
4. Alamat Rumah                                : Tegal Waras 70 RT 05 RW 29 Sarihajo, Ngaglik, Sleman, Yogyakarta
5. HP/Contact Person                         : 085868279940, 08562561659
6. Nama Sekolah                                 : SMA N 4 YOGYAKARTA
7. Alamat Sekolah                               : JL. Magelang, Karangwaru Lor, Yk
8. Nomor Telpon Sekolah                   : (0274) 513245
9. Nama Orang Tua                             : Suharjanto

1. Nama                                               :  Lila Indica
2. Nomor Induk Siswa (NIS)             :  13125
3. TTL                                                 : Sleman, 25 Januari 1995
4. Alamat Rumah                                : Perumahan Condong Catur, Depok Sleman.
5. HP/Contact Person                         : 08562898258
6. Nama Sekolah                                 : SMA N 4 Yogyakarta
7. Alamat Sekolah                               : JL. Magelang, Karangwaru Lor, Yk
8. Nomor Telpon Sekolah                   : (0274) 513245
9. Nama Orang Tua                             : Arif Setio Laksito

1. Nama                                               : Novera Gita Pradani
2. Nomor Induk Siswa (NIS)             : 13129
3. TTL                                                 : Yogyakarta, 09 November 1993
4. Alamat Rumah                                : JL. Pamularsih WBIII / 262 YK
5. HP/Contact Person                         : 08994111212 / 413814
6. Nama Sekolah                                 : SMA NEGERI 4 YOGYAKARTA
7. Alamat Sekolah                               : JL. Magelang, Karangwaru Lor, Yk
8. Nomor Telpon Sekolah                   : (0274) 513245
9. Nama Orang Tua                             : Sigit Antoro

1. Nama                                               : Paramudita Sekar Prawesti
2. Nomor Induk Siswa (NIS)             : 13131
3. TTL                                                 : Yogyakarta,07 September 1993
4. Alamat Rumah                                : Sanggrahan Patuk NG I / 502
5. HP/Contact Person                         : 087838302062
6. Nama Sekolah                                 :SMA NEGERI 4 YOGYAKARTA
7. Alamat Sekolah                               : Jl. Magelang Karangwaru Lor, YK
8. Nomor Telpon Sekolah                   : (0274) 513245
9. Nama Orang Tua                             : Bambang Tri Wahyudi

1. Nama                                               : Raditya Hermawan  W
2. Nomor Induk Siswa (NIS)             :13133
3. TTL                                                 : Yogyakarta, 08 Januari 1994
4. Alamat Rumah                                : Jl. Mawar no.8 Timbulrejo, Maguwoharjo
5. HP/Contact Person                         : 08157990353
6. Nama Sekolah                                 : SMA N 4
7. Alamat Sekolah                               : JL. Magelang, Karangwaru Lor, Yk
8. Nomor Telpon Sekolah                   : (0274) 513245
9. Nama Orang Tua                             : Suparjiyono  

1. Nama                                               : Reza Setya Dwi Putra
2. Nomor Induk Siswa (NIS)             : 13135
3. TTL                                                 : Yogyakarta, 19 Agustus 1993
4. Alamat Rumah                                : Komplek Yadara blok II/19 Babarsari, sleman
5. HP/Contact Person                         : 085743464941
6. Nama Sekolah                                 : SMA NEGERI 4 YOGYAKARTA
7. Alamat Sekolah                               : JL. Magelang, Karangwaru Lor, Yk
8. Nomor Telpon Sekolah                   : (0274) 513245
9. Nama Orang Tua                             : Bambang Setyacipta, SE M.Pd   

Tidak ada komentar:

Posting Komentar